Di
era industri game modern jarang sekali sebuah game memakan waktu lebih
dari dua tahun untuk penggarapan sekuelnya sehingga banyak orang heran
mengapa
Far Cry 3 tak kunjung muncul setelah prekuelnya
dirilis di tahun 2008 dulu. Setelah ada di dalam fase development cukup
lama game ini akhirnya dirilis di pasar di akhir tahun 2012 lalu,
mendapatkan banyak pujian dari situs-situs game ternama maupun dari para
gamer yang memainkannya. Benarkah Far Cry 3 memang seheboh yang
dipuji-puji itu?
The Rakyat Calls
Di dalam game ini kamu berperan sebagai Jason Brody seorang pelancong
yang pergi bersama dengan teman-temannya berlibur di sebuah kepulauan
eksotis. Saat mereka datang ke pulau eksotis itu tak dinyana pulau
tersebut dikuasai oleh kelompok bajak laut / bandit / teroris yang
langsung menangkap mereka dan bersiap meminta orang tua mereka menebus
uang untuk keselamatan mereka. Yang tak diketahui oleh Jason dan
teman-temannya adalah Vaas, sang pemimpin para bajak laut yang sinting
ini, berniat untuk tetap menjual mereka semua pada perbudakan walaupun
orang tua mereka sudah membayar uang.
Jason dan Grant kakaknya meloloskan diri hanya untuk dihabisi oleh
Vaas. Di tengah pelarian Jason jatuh dari lereng dan terbangun di rumah
seorang anggota Rakyat. The Rakyat adalah warga negara pulau ini yang
merasa tertekan dengan aksi-aksi dari Vaas dan anak buahnya. Seorang
simpatisan The Rakyat: Dennis, menolong Jason dan memberinya senjata
untuk melawan Vaas. Dari sini Jason sang pelancong berubah menjadi Jason
sang pemburu. Bisakah Jason membebaskan satu demi satu temannya dan
lantas meloloskan diri dari pulau ini? Bilapun bisa apakah tangannya
yang basah dengan darah akan membuat sisi manusiawi Jason tetap terjaga.
Far Cry 3 Cover
Senang rasanya Ubisoft ingin menggali aspek manusiawi dan moralitas
membunuh orang lain dari karakter utama di sebuah game sebab tidak
banyak game yang melakukan hal ini. Bahkan Tomb Raider dan Uncharted
membiarkan Lara Croft dan Nathan Drake untuk membantai semua musuh yang
ada di layar dengan mengatasnamakan konsep bertahan hidup dan
petualangan aksi. Sayangnya usaha dari Ubisoft ini kurang berhasil
karena jalan cerita Far Cry 3 yang buruk.
Jason Brody rasanya adalah salah satu protagonis yang paling
menyebalkan dan tidak realistis yang pernah saya temui dalam dunia
videogame. Begitu jengkelnya saya akan tindak-tanduknya terkadang saya
malah berharap kalau dia sekalian mati saja dalam petualangannya.
Sementara ini tak sampai merusak seluruh nuansa game untukku, ia paling
tidak membuatku sulit untuk bersimpati dengan perjuangannya merebut
kembali teman-temannya. Kurangnya hubungan antara Jason dan
kawan-kawannya (kurang tergalinya supporting character) adalah satu
alasan lagi kenapa Far Cry 3 tak bisa seapik game-game tahun 2012 lain
yang mementingkan narasi cerita seperti
Sleeping Dogs atau
The Walking Dead: The Game.
A giant island
The Tatau Calls
Toh segala kekecewaanku dalam bidang cerita game ini terbayar lunas
dalam gameplay Far Cry 3 yang epik dan megah. Ketika saya memulai
beberapa jam awal game ini saya sampai kebingungan mau melakukan apa
saja sebab ada begitu – begitu banyak hal yang bisa dilakukan. Far Cry 3
lebih terasa sebagai sebuah game Action RPG dengan genre FPS di
dalamnya ketimbang sekedar FPS klasik semata.
Memperkuat diri Jason adalah hal pertama yang harus kamu lakukan
untuk bisa bertahan hidup serta membebaskan teman-temanmu dan itu
artinya memanfaatkan semua sumber dalam alam dari pulau ini. Pada awal
jumlah amunisi, senjata, dan item yang bisa dibawa oleh Jason terbatas
jumlahnya. Cara menambah amunisi-amunisi tersebut adalah dengan berburu
hewan dan memanfaatkan kulit mereka untuk memperbesar jumlah barang yang
bisa ia bawa. Untuk menyembuhkan diri dari luka dan membantu
mempertajam insting berburunya pun Jason bisa membuat obat-obatan dari
tumbuhan herbal yang tumbuh di seantero pulau.
Saat ditemukan oleh Dennis di pulau, Jason pun mendapat kekuatan
mistik bernama Tatau (Tato) yang terdiri dari tiga jenis: bangau,
labah-labah, dan hiu. Ketiga jenis tato ini sebenarnya merupakan tree
skill yang memiliki berbagai jenis kemampuan tambahan yang dapat
dipelajari oleh Jason dalam bertahan hidup di pulau.
Ubisoft Montreal secara pintar juga mampu mengintergrasikan salah
satu misi sampingan ke dalam gameplay utama: merebut Outpost. Di dalam
Far Cry 3 ada dua cara berpetualang: satu dengan mobil / kaki secara
manual dan satu lagi adalah dengan Fast Travel. Kamu akan mau
menggunakan Fast Travel dikarenakan dua pulau yang kamu jelajahi dalam
game ini sangatlah luas. Nah merebut Outpost yang terletak di
posisi-posisi strategis pulau akan menjadi kunci bagimu untuk bisa
berpergian dengan cepat untuk menjalankan misi-misi utama.
Tomb Raider?
Sidequest yang beraneka ragam adalah nyawa dari Far Cry 3 yang
sesungguhnya. Kamu sering kali akan lupa menjalankan misi-misi utama
karena banyaknya misi sampingan yang begitu adiktif. Selain membebaskan
Outpost-Outpost yang dikuasai para bajak laut kamu juga bisa menghabisi
beberapa buronan teroris spesial, berburu hewan-hewan langka, bahkan
mengadu mental dan nasib di permainan Poker. Bisa dibilang misi-misi
sampingan ini akan memakan 70 – 80 persen waktumu dalam bermain game
berbanding 20 – 30 persen dalam menjalankan misi utamanya.
Toh itu tak berarti Ubisoft Montreal melupakan misi-misi utama sebab
justru pada misi-misi inilah diversifikasi gameplay sungguh terlihat.
Misi-misi yang ada variatif mulai dari mempertahankan pesawat dari
serbuan pembajak, membakar ladang ganja, sampai masuk ke dalam
makam-makam dan mencari artifak kuno ala Tomb Raider! Berhasilnya sang
developer mengikat gamer untuk memainkan game ini baik pada subquest
maupun main quest nya bagi saya adalah pencapaian terbesar dari Far Cry
3.
The Island Calls
Turut membuat Far Cry 3 menjadi game yang menyenangkan adalah
settingnya yang keren. Pulau tempat Jason dan kawan-kawannya disekap
oleh teroris adalah sebuah pulau campuran antara mistik dan sejarah. Di
satu sisi ada banyak sekali peralatan modern di sana dengan persenjataan
kelas kakap. Akan tetapi di lain sisi kamu juga bersenggolan dengan
kepercayaan kuno The Rakyat yang masih primitif dan menjelajahi
candi-candi dan kuil pra-sejarah yang tersembunyi di bawah tanah. Ini
semua membangun pulau tempatmu menjadi sebuah tempat yang benar-benar
eksotis. Ah… dan tentu saja tak boleh dilupakan adalah habitat dari
binatang-binatang yang mendiami pulau ini. Sungguh sangat kaya karena
banyak sekali jenis binatang yang bisa kamu temui di sini seperti hiu,
buaya, kancil, harimau, macan tutul, dan banyak – banyak – banyak lagi!
Tidak kalah nyentriknya dengan setting dan binatang di pulau ini
adalah orang-orang yang mendiaminya. Dari awal game kamu sudah akan
bertemu dengan Vaas yang disetup game ini sebagai musuh besarmu. Vaas
adalah salah satu tokoh sinting memorable yang saya mainkan dalam
beberapa tahun terakhir. Kegilaannya yang meledak-ledak ditambah dengan
kesukaannya pada kekerasan membuat imagenya langsung melekat padamu –
jauh lebih melekat ketimbang sang protagonis sendiri – yang mungkin
menjadi alasan kenapa ia dipasang di cover Far Cry 3.
Toh tokoh-tokoh nyentrik tak berhenti sampai Vaas saja. Dalam
petualangannya Jason akan bertemu dengan banyak orang-orang sinting
maupun waras yang akan membantu dan menghambatnya dalam petualangan
membebaskan temannya. Karakter-karakter yang kaya warna dan kepribadian
inilah yang sedikit menolong narasi Far Cry 3 yang sebenarnya
membosankan. Omong-omong ada seorang wanita dengan nama bercita rasa
Indonesia lo di sini!
So my verdict is… Far Cry 3 adalah pembuktian bahwa genre FPS lebih dari sekedar
Call of Duty dan
Battlefield
semata. Dengan design open world yang luar biasa besar dan detil dan
gameplay yang sangat adiktif hanya narasi cerita yang terlalu lemah
sajalah yang menahan Far Cry 3 menjadi salah satu game klasik pada
generasi kali ini.
Final Verdict
Gameplay: 9.0
Saya sungguh mencintai gameplay dalam Far Cry 3 yang adiktif. Sungguh
disayangkan narasi cerita yang lemah membuat nilai seksi ini tak dapat
lebih tinggi lagi.
Graphic / Sound: 8.0
Walaupun Far Cry 3 memiliki grafik yang kalah dari game yang pamer
grafik seperti Crysis 3 kualitas grafiknya sendiri pun tidak jelek-jelek
amat. Sedikit kecewa untuk pengisi suara yang tak bisa mengambil cast
dari orang Indonesia.
Play Time: 9.5
Mode Single Player dalam Far Cry 3 bisa makan waktu 25 – 35 jam untuk
diselesaikan tergantung seberapa lengkap kamu mau menjalankan misi
sampingan yang ada. Waktu pertambahan bahkan bisa bertambah kalau
mengikutkan mode Multiplayernya.